Upaya Penyedotan Genangan Air Sia-sia, Warga Tuntut Wali Kota Penuhi Janji Membuka Saluran Air GPA
Onix news, Balikpapan – Polemik di perumahan Griya Permata Asri (GPA) Kelurahan Gunung Bahagia Kecamatan Balikpapan Selatan tak kunjung mendapat solusi konkrit dari Pemerintah Kota Balikpapan. Sampai dengan tiga bulan lamanya masalah air limbah yang tergenang di perumahan tersebut tak kunjung mengalir, sehingga menyebabkan berbagai kerugian bagi warga RT 42 dan RT 52.
Salah seorang warga RT 52, Kamalia, menegaskan pihaknya hanya menginginkan agar pintu air yang ada di Perumahan GPA dibuka kembali sehingga air yang sudah berbulan-bulan mengendap bisa mengalir dan kondisi lingkungan di perumahan bisa kembali normal.
“Kami hanya meminta agar jalan air kita kembali dibuka. Kalau pembuangan air gak ada, air itu gak akan kemana-mana,” tegasnya di sela aksi unjuk rasa Aliansi Warga dan Mahasiswa Bersatu (AWMB) di depan kantor Pemkot Balikpapan, Kamis (21/09/2023).
Ia melanjutkan, pihak Pemerintah sebenarnya telah melakukan upaya penyedotan air limbah namun hal itu hanya berjalan selama 25 hari dan tidak berlanjut lagi. Pihak GPA juga telah melakukan upaya yang sama, namun dengan kapasitas air yang terus menerus bertambah akhirnya upaya penyedotan tak dapat dilanjutkan.
“Sempat dibantu sedot tapi itu sia-sia karena keadaan gak kembali normal karena sudah disedot naik lagi, sia-sia gak ada solusi yang pasti selain dibuka lagi jalan air itu agar semua mengalir. Kami sebagai warga sangat rindu dengan kondisi perumahan kami yang dulu,” ujarnya menahan tangis kesedihan.
Senada, Ketua RT 52 GPA, Tati Dewi menambahkan bahwa aksi yang digelar tersebut adalah untuk menuntut agar Wali Kota Balikpapan merealisasikan pembuatan drainase di RT 42 dan RT 52 sesuai janji yang disampaikannya.
“Kami meminta wali kota mengambil langkah tegas merealisasikan janjinya, agar dapat menyelesaikan masalah penutupan drainase ini,” ucapnya.
Taati mengakui kondisi Perumahan GPA sangat mencekam dengan ketinggian air ketika hujan bisa mencapai 2,5 meter. Bahkan sudah ada 23 rumah yang terimbas. Wali Kota disebut sudah mendatangi lokasi dan berjanji membuka aliran tetapi hingga sekarang belum ada realisasi.
“Kami minta tolong agar dibuka pintu air ini. Kasian warga, kasihan anak-anak kami. Jadi tolong pastikan masalah ini segera diatasi dan tidak terulang lagi,” tutup Tati.