Tengahi Polemik Lahan Pertamina dengan Warga Telagasari, DPRD Balikpapan Libatkan BPN

Onix NEWS, Balikpapan – DPRD Balikpapan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk menengahi polemik lahan antara Pertamina dengan warga kawasan Telagasari. RDP dipimpin oleh Ketua Komisi I DPRD H Laisa Hamisah dan dihadiri Area Manager Communication, Relation and CSR PT KPI Unit Balikpapan, Ely Chandra Perangin Angin beserta warga Telagasari.

RDP dilaksanakan di ruang rapat Gedung DPRD Balikpapan, Selasa (07/03/2023). Diketahui warga RT 14 Telagasari mempertanyakan mengapa lahan mereka bisa di klaim sebagai lahan milik Pertamina, padahal warga sudah memiliki sertifikat, sehingga terus mempertahankan.

“Ini (warga) dari RT 14 Telagasari menanyakan tanahnya masuk ke (lahan) Pertamina, sedangkan warga mengklaim ini lahannya makanya mereka terus mempertahankan,” kata Laisa kepada awak media usai rapat.

Menindaklanjuti hal ini, DPRD berencana untuk meninjau lahan tersebut bersama Badan Pertanahan Nasional (BPN) Balikpapan serta perwakilan dari Pertamina.

“Karena warga di situ juga ada yang sudah memiliki sertifikat. Apakah sertifikat itu milik Pertamina atau bukan. Apalagi ini warga juga mengaku orang tua mereka telah menempati tanah tersebut sejak tahun 1950an,” ungkapnya.

Sementara itu, Area Manager Communication, Relation and CSR PT KPI Unit Balikpapan Ely Chandra Perangin Angin menyampaikan Pertamina tetap menghormati proses-proses yang sudah dilakukan.

“ini adalah aset Pertamina dan kami sedang melakukan pemulihan aset, karena aset-aset yang diamanatkan kepada kami tentunya harus dijaga. Untuk memulihkan aset itu, salah satunya dengan mengurus sertifikat terhadap lahan yang menjadi aset Pertamina. kalau ini bukan aset Pertamina, tentu tidak kami lakukan (pengamanan), nah, tanah di Telagasari ini berdasarkan data-data yang kami punya, termasuk dalam aset Pertamina. Dan kami sampaikan, di sana juga ada pekerja Pertamina dan beberapa pensiunan yang tinggal di sana. Inilah yang kami coba rapikan,” terang Ely.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Pertamina, sedikitnya ada 80 rumah yang menempati lahan tersebut. Namun yang diklaim, kalau ada sekitar 65 rumah.