Tekan Angka Pernikahan Dini, DP3AKB Balikpapan Perkuat Peran Serta Masyarakat
Onix News, Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) dalam rangka mewujudkan misi Balikpapan sebagai Kota Layak Anak, memandang pernikahan dini sebagai salah satu masalah yang perlu mendapatkan atensi khusus.
Mendekati akhir tahun 2022 ini, menurut data Pengadilan Agama Balikpapan terdapat 70 angka pernikahan dengan Dispensasi Nikah (Diska). Yang mana bila dibandingkan dengan tahun 2020 mencapai 179 dan tahun 2021 turun di angka 168, tahun ini mengalami penurunan.
“Memang untuk di Balikpapan ini kasus pernikahan dini tidak terlalu nampak. Tapi kami tidak ingin hal ini jadi masalah terpendam dan menjadi fenomena gunung es yang kelak akan membludak,” tutur Alwiati, Kepala DP3AKB Kota Balikpapan dalam sesi Live Podcast Onix News di Onix Radio (2/11/2022).
Pertumbuhan pesat jumlah penduduk Balikpapan setiap tahunnya, menurut Alwiati perlu disikapi dengan memberi perhatian khusus pada perlindungan anak.
“Kita memang tidak bisa selalu mengawasi pergaulannya, sehingga tak jarang menyebabkan kasus pernikahan dini. Memang rata-rata pernikahan dini yang ada dalam data kami berlatar belakang MBA atau married by accident,” ujarnya.
Alwiati mengaku pihaknya selama ini telah melakukan langkah-langkah konseling atau penasehatan kepada calon mempelai yang menikah dini beserta keluarganya agar lebih siap.

“Rata-rata turunan dari pernikahan dini itu juga berdampak pada kasus stunting dan kemiskinan bahkan juga berdampak terjadinya kasus KDRT. Ini karena ketidaksiapan secara mental, fisik dan finansial,” urai Alwiati.
Sejauh ini DP3AKB dengan program PIN EMAS atau peningkatan peran serta masyarakat, sudah melakukan sejumlah sosialisasi dan edukasi yang bermuara pada output Kota Layak Anak dengan melibatkan masyarakat secara aktif.
“Di tiap kelurahan ada aktivis Perlindungan Perempuan dan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PPATBM) dan PPART di tingkat RT. Kita berikan pembekalan kepada para aktivis ini agar bisa mengedukasi lingkungan sekitarnya,” jelas Alwiati.