Sudah Gencarkan Deteksi Dini Tapi Angka Kasus DBD di Balikpapan Meningkat, Kok Bisa?
Onix News, Balikpapan – Hingga minggu ke-24 tahun 2023, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di kota Balikpapan mencapai 1,313 kasus, dimana mayoritas terjadi pada anak. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan periode yang sama di tahun 2022 lalu.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Beriman Balikpapan mencatat, sebanyak 75 persen dari total jumlah pasien DBD yang masuk merupakan anak-anak.
Dari statistik terakhir rumah sakit milik Pemerintah Kota Balikpapan ini, dr. Farrel Uttu Wasistha mengungkapkan, ada 232 kasus terjadi pada anak.
“Di RSUD Beriman pasien DBD ada 306 totalnya, dan didominasi oleh pasien anak. Jumlahnya sekitar 232 kasus, dan ini menyumbang 75 persen dari keseluruhan kasus,” ungkapnya.
Meski mengalami peningkatan kasus, menurut penuturan Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Andi Sri Juliartyi, di tahun ini angka kematian cenderung menurun.

“Jadi kasus positifnya meningkat, mungkin ini juga karena pelacakan kita yang semakin erat, kita melakukan deteksi dini,” ujar wanita yang akrab disapa Dio, Kamis (27/6/2023).
Saat ini, Dio menambahkan, puskesmas dan klinik-klinik sudah secara gencar melakukan pemeriksaan dalam rangka deteksi dini menggunakan reagen NS1. “Mungkin itu juga yang menyebabkan temuan kasus banyak, tetapi kita dapat cepat mengatasi dan mengobati sehingga kasus kematian (akibat DBD) menurun,” tuturnya.
Sejauh ini di Balikpapan baru ditemukan 2 kasus kematian akibat DBD, itu pun terjadi pada anak-anak. Angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan tahun lalu dimana terdapat 7 kasus kematian akibat DBD.
Untuk menangani DBD, masih menurut Dio, Pemerintah Kota Balikpapan telah berupaya keras melakukan promosi preventif dan menginstruksikan para Lurah untuk rutin melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk dan kerja bakti massal.
Selain itu, kelurahan juga diinstruksikan mengaktifkan para juru pemantau jentik (jumantik) untuk membagikan larvasida dan memantau jentik.
“Kita juga menyiagakan tim fogging jika ada lokasi yang berdasarkan penyelidikan epidemiologinya positif, maka perlu di-fogging,” kata Dio.
Selain upaya-upaya tersebut, DKK Balikpapan juga berinovasi menggunakan kelambu air. Kelambu air ini diberikan kepada warga yang di rumahnya masih menampung air menggunakan drum. “Pemerintah Kota Balikpapan juga sudah mensubsidi BPJS dan bisa digunakan untuk pemeriksaan DBD,” pungkasnya.