Serapan Anggaran Iuran BPJS Kesehatan Gratis 2023 di Balikpapan Sudah 60 Persen, 2024 Anggaran Naik
Onix news, Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan menyediakan anggaran sebesar Rp 90 miliar dari APBD 2023 untuk pelaksanaan program BPJS Kesehatan gratis bagi peserta kelas 3 kategori pekerja bukan penerima upah (PBPU) dan bukan pekerja (BP).
Sekretaris Bappeda Litbang Achmad Syafei menyampaikan serapan anggaran untuk program yang telah berjalan sejak 2021 tersebut, kini telah mencapai 60 persen atau Rp 52,2 miliar
“Tahun depan, rencananya anggaran akan meningkat menjadi Rp 108 miliar,” kata Achmad.
Achmad menjelaskan, program bantuan iuran BPJS Kesehatan gratis ini termasuk dalam program prioritas bidang kesehatan dari wali kota. Pihaknya melihat bantuan ini memberikan dampak positif pada sektor lain.
“Misalnya, pada kenaikan usia harapan hidup warga Balikpapan. Yakni usia harapan hidup warga sebesar 74,76 tahun pada 2021. Kemudian menjadi 74,78 tahun pada 2022. Ada peningkatan usia harapan hidup warga seiring membaiknya layanan kesehatan yang ada di Balikpapan,” terangnya.
Selain itu, indikator lain bisa terlihat dari nilai indeks pembangunan manusia (IPM). Sebelumnya, angka IPM 80,71 pada 2021 dan meningkat menjadi 81,13 pada 2022.
“Ini peningkatan dari program prioritas bidang kesehatan,” ucapnya.
Adapun program ini hanya berlaku bagi peserta dengan beberapa syarat, diantaranya pertama, penerima bantuan merupakan warga dengan KTP Balikpapan. Kemudian, masuk sebagai kategori PBPU.
“Contohnya, pedagang pasar karena tidak ada upah dari majikan setiap bulan. Artinya, tidak mendapat upah rutin. Serta kategori BP seperti berstatus pengangguran atau mahasiswa,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Cabang BPJS Kesehatan Balikpapan Sarman Palipadang menyampaikan tingkat kepesertaan JKN KIS di Balikpapan sudah mencapai 99,58 persen. Salah satunya, karena komitmen wali kota untuk mendaftarkan warga ikut JKN KIS.
Ia juga mengatakan pihaknya bersama Pemkot Balikpapan telah menerima penghargaan dari Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin di Jakarta pada awal tahun. Sebab, Balikpapan telah berhasil mencapai universal health coverage (UHC).
“Total peserta yang ditanggung Pemkot Balikpapan hampir 200 ribu. Jadi, persentase ini sekitar 20 persen dari total penduduk sudah mendapat bantuan. Kalau dilihat jumlah peserta cukup banyak, tapi banyak pasien masih antre di rumah sakit. Artinya, kebutuhan faskes masih cukup besar,” kata Sarman.
Ia juga menyambut positif rencana Pemkot Balikpapan membangun dua rumah sakit baru karena dinilai akan membuat pelayanan kepada masyarakat bisa lebih cepat karena dinilai akan mengatasi keluhan pasien mengenai antrian yang panjang dan aman.
“Diketahui jumlah pasien terdaftar dan jumlah kasus pasti tetap lebih banyak kasus. Misalnya, yang mendapat bantuan 191 ribu peserta, namun kasus yang muncul pasti lebih dari jumlah peserta. Jadi, yang berobat memang kebanyakan berulang. Itu yang membuat total kasus atau pengobatan lebih banyak,” tutupnya.