Pikirkan Solusi Krisis Air, DPRD Balikpapan Inisiatif Bentuk Raperda SPAM

Onix news, Balikpapan – Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kota Balikpapan, Andi Arif Agung menjelaskan pihaknya tengah menyusun raperda Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Sebagai bentuk dukungan terhadap Pemkot Balikpapan dan Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) agar dapat membangun keandalan air minum untuk warga Kota Beriman.

Selama ini ketersediaan air baku hanya mengandalkan air tadah hujan dari Waduk Manggar dan Waduk Teritip sehingga ketersediaannya masih menjadi hal yang darurat, terutama saat musim kemarau.

“Selama ini hanya mengandalkan air tadah hujan dari Waduk Manggar dan Waduk Teritip. Seperti saat ini suasananya pas kondisi curah hujan sedikit, level air waduk belum ada meningkat,” kata Ketua Bapemperda Andi Arif Agung, Rabu (11/10/2023).

Andi menyampaikan bahwa SPAM dibutuhkan sebagai antisipasi pertumbuhan penduduk, adanya rencana pembangunan Bendungan Sepaku-Semoi bisa segera terwujud untuk membantu suplai air dari IKN ke Balikpapan.

“Kesiapan Balikpapan dibuktikan dengan regulasi maupun teknis rencana dari PTMB,” tambahnya.

Dia berharap, perda SPAM bisa menjadi dasar hukum pembangunan SPAM Bendungan Sepaku-Semoi. Sebab, sering kali pemerintah pusat akan menanyakan regulasi terkait kepada pemerintah daerah. Perda ini menjadi cantolan hukum segala cara dalam mengolah air baku. Misalnya, desalinasi air dan sebagainya.

“Jadi, perda ini bisa menjadi jawaban. Harapan kami, Bendungan Sepaku-Semoi bisa mendistribusikan air ke Balikpapan dan ini pasti butuh dukungan regulasi. Potensi air baku yang memungkinkan, sisi biaya perlu perhitungan akurat. Berimbang atau tidak cost dengan hasil produksi,” ujarnya.

Sehingga, SPAM yang dibangun benar-benar efektif dan efisien untuk konsumsi air masyarakat. Termasuk menangani masalah kehilangan air. Berdasarkan pendataan PTMB mengatakan potensi air yang hilang sekitar 30 persen. Salah satunya, butuh rehabilitasi pipa agar tidak ada potensi kehilangan air.

“Itu kalau dihitung kehilangan air seperti produksi air di Waduk Teritip. Karena pipa sudah tua dan butuh rehabilitasi. Perda ini bisa mendukung kegiatan itu,” tutupnya.