Pertengahan Juni Diprediksi Awal Musim Kemarau, BMKG Balikpapan Pantau Titik Panas di Kaltim, BPBD Balikpapan Waspadai Kebakaran Lahan dan Hutan
Onix News, Balikpapan – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan mencatat dalam tiga hari terakhir terdeteksi sejumlah hotspot atau titik panas yang tersebar di beberapa wilayah Kalimantan Timur (Kaltim).
Dari informasi yang berhasil dihimpun Onix News hingga hari Sabtu (17/6/2023) pukul 01.00-24.00 WITA tercatat ada 15 titik hotspot di Kaltim. Terbanyak ada di Kabupaten Kutai Timur dengan 12 titik panas, kemudian Kabupaten Kutai Kartanegara terdeteksi 2 titik dan Samarinda terdapat 1 titik.
Sebelumnya, dari data pukul 01.00-17.00 WITA terdapat 13 hotspot yang terdeteksi. Penambahan itu rupanya terjadi di Kabupaten Kutai Timur yang sebelumnya hanya tercatat 10 hotspot.
Dan dari data terbaru pada hari Minggu (18/6/2023) titik panas di Kaltim terpantau sudah berkurang, tercatat hanya tinggal 8 titik. Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara kini telah nihil hotspot.
Penurunan juga terjadi di Kabupaten Kutai Timur yang sebelumnya ada 12 kini hanya tersisa 4 hotspot. Namun perlu diketahui bahwa ditemukan titik panas baru di daerah lainya yakni Berau dimana terdapat 4 hotspot baru.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas 1 SAMS Sepinggan Balikpapan Diyan Novrida saat dikonfirmasi mengatakan bahwa hotspot yang terdeteksi belum tentu titik api.
“Indikator apakah hotspot tersebut titik apa tentu saja harus dilakukan crosscheck ke koordinat yang kami laporkan,” ujarnya, Minggu (18/6/2023).
Pertengahan bulan Juni hingga awal Agustus Kalimantan Timur diprediksi akan memasuki musim kemarau yang tentunya bisa berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“El Nino-Southern Oscillation (ENSO) berada pada kondisi Netral pada Maret-April 2023. Indikator-indikator menunjukkan perkembangan mengarah ke El Nino,” jelas Diyan.
Menurut kalkulasi, peluang terjadinya fenomena alam El Nino pada Juni 2023 lebih dari 80%. Hal ini diperkuat lagi dengan indikasi munculnya fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) positif di Samudera Hindia.
Fenomena alam El Nino, kata Diyan, akan memberi dampak berkurangnya curah hujan, begitu pula dengan fenomena IOD positif. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan dampak yang lebih signifikan.
“Maka, awal musim kemarau 2023 Provinsi Kaltim diperkirakan mulai pada bulan Juni Dasarian II sampai dengan Agustus Dasarian I Tahun 2023,” jelasnya.
Adapun untuk puncak musim kemarau Provinsi Kaltim diprakirakan terjadi pada bulan Agustus 2023 dan untuk beberapa wilayah terjadi di bulan Juli dan September Tahun 2023.
“Curah hujan pada Agustus September Oktober 2023 diprediksi akan berada pada kategori bawah normal. Beberapa daerah bahkan mengalami hujan kategori sangat rendah (<20 mm/bulan) di bulan Agustus September,” lanjut Diyan.
Dampak lainnya dari masa peralihan musim ini selain sudah ditemukannya hotspot, yang perlu juga diwaspadai adalah angin puting beliung. “Masa peralihan memang sering terjadi cuaca ekstrim berupa hujan lebat dapat disertapi petir dan angin kencang sesaat,” pungkasnya.
Sementara itu dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan, tengah bersiap melakukan konsolidasi internal terkait kewaspadaan jelang memasuki musim kering.
“Nantinya akan berkembang ke instansi terkait lainnya, dan pada akhirnya kita akan lakukan apel kesiapsiagaan dalam rangka antisipasi kebakaran lahan dan hutan (Karhutla),” ujar Usman Ali, Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Balikpapan, di sesi Onix News Live, Rabu (14/6/2023).
Usman Ali menggarisbawahi pentingnya mewaspadai musim kemarau mengingat Balikpapan pernah memiliki sejarah kebakaran lahan dan hutan, salah satunya di areal Hutan Lindung Sungai Wain beberapa tahun silam.
Sebagai leading sector dalam kebencanaan, Usman menambahkan, pentingnya keterlibatan masyarakat dalam upaya penanggulangan karhutla dalam hal deteksi dini dan membangun kesadaran sebagai langkah pencegahan.
“Ya kita himbau agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara dibakar misalnya. Perlu juga diperkuat peran RT, Lurah, Bhabinkamtibmas dan Babinsa bahkan Camat untuk memberi himbauan dan pantauan,” lanjutnya.
Dirinya mengaku mewaspadai wilayah Balikpapan Timur dan Utara yang memiliki hutan dan lahan terluas yang berpotensi terjadi karhutla. “Makanya silakan dilaporkan, walaupun hanya percikan api atau asap. Kami akan langsung ambil tindakan,” tegas Usman.