Pernah Berjaya, Dishub Balikpapan Upayakan Angkot Tetap Eksis di Era Digitalisasi
Onix News, Balikpapan – Pernah menjadi moda transportasi andalan, angkot alias angkutan kota seiring berjalannya waktu perlahan mulai tergerus perkembangan teknologi serta digitalisasi dengan adanya transportasi berbasis teknologi daring alias transportasi online.
Cukup dengan menggunakan aplikasi di smartphone dan menunggu di rumah, maka layanan transportasi yang dibutuhkan sudah tiba di depan rumah.
Berbeda dengan angkot, dimana penumpang terkadang masih harus melakukan transit terlebih dahulu untuk menuju tempat tujuan, belum lagi jika harus menunggu kursi penumpang terisi penuh, tentu cukup memakan waktu. Pengalaman seperti ini tentunua tak akan dirasakan bila menggunakan transportasi online.
Bedasarkan data yang berhasil dihimpun Onix News dari Dinas Perhubungan Kota Balikpapan, nasib angkot yang paling memprihatinkan saat ini adalah angkot berkelir hijau dengan kode trayek 2A.
Angkot yang wara wiri di sekitaran Jalan MT Haryono, Jalan Ruhui Rahayu, Balikpapan Baru hingga Batu Ampar saat ini terdata hanya sekitar 10 unit dengan tingkat keterisian penumpang hanya 26% saja.
Jumlah itu menurun jika dibanding tahun 2021 silam dimana saat itu terdata ada 28 unit, namun belum diperoleh tingkat keterisiannya pada tahun tersebut.
Jika dikomposisikan, angkot 2A ini hanya sekitar 2% dari jumlah angkot yang ada di Kota Balikpapan saat ini. Adapun total angkot yang memiliki izin trayek saat ini berjumlah 411 Dengan rincian kode trayek 1 sebanyak 39 unit, kemudian 2A 10 unit, trayek 3 sebanyak106 unit, trayek 5 ada 86 unit, trayek 6 berjumlah 42 unit dan trayek 7 sebanyak 94 unit.

“Untuk totalnya sebenarnya ada 500 tapi yang memiliki izin trayek ada 411,” kata Kepala Dinas Perhubungan Adward Skenda Putra saat ditemui disela Rapat Paripurna DPRD Balikpapan, Senin (12/6/2023).
Dalam kesempatan itu, dia juga mengakui bahwa angkot ini juga telah tertinggal dengan digitalisasi. Hal seperti itu kata dia memang tidak bisa dielakkan lagi. “Maka perlu dilakukan evaluasi (bila ingin tetap eksis),” ujarnya.
Kedepannya, pria yang akrab disapa Edo ini merencanakan angkot akan dijadikan feeder alias sebagai transportasi pengumpan dalam hal ini akan melintas di jalur yang tidak dilalui oleh kendaraan Sistem Angkutan Umum Masal (SAUM).
“Contohnya seperti di Jalan Ruhui Rahayu dimana jalan itu tidak dilalui oleh kendaraan SAUM, maka feeder (angkot) nanti yang masuk,” jelasnya.
Kendati demikian, saat ini pihaknya masih mencari formula untuk mengaplikasikan hal tersebut dimana tentu butuh keuangan yang mumpuni. Di contohkannya seperti di Jakarta, angkot itu menjadi feeder namun dalam hal ini dibiayai oleh Pemerintah Kota.
“Kami mau mencoba seperti itu, tinggal menghitung anggarannya saja,” akunya.
Lanjutnya, di Kota Balikpapan sejatinya sudah pernah melakukan simulasi angkot sebagai feeder, salah satunya saat berlangsungnya MTQ tingkat Provinsi Kaltim yang baru saja usai.
Dalam hal ini angkot di Balikpapan diakomodasi sebagai sarana pengangkut para kafilah, baik untuk menuju venue dan sebagainya. “Itu sebenarnya salah satu contoh feeder, yang sedang kami uji coba,” ujarnya.
Kemudian, ada opsi lainya yakni menjadikan angkot itu sebagai transportasi untuk pelajar. “Jadi ada jam-jam tertentu,” tambahnya.
Selanjutnya juga ada opsi untuk menerapkan teknologi, contohnya dengan penggunaan aplikasi yang bisa membaca berapa jumlah penumpang yang menunggu angkot beserta titik lokasinya.
“Tapi pemahaman teknologi semua orang itu berbeda, kadang ada mereka yang enggan bersentuhan dengan teknologi,” katanya.
Belum lagi terkait kualitas angkot Balikpapan yang tidak seragam, ada yang istilahnya megah atau biasa disebut angkot sultan, dan ada juga yang seperti tak terawat atau termakan usia.
“Itulah yang membuat daya saing rendah, kalo transportasi online itukan gak seperti itu, kemudian bisa langsung sampai didepan rumah,” ujarnya.
Oleh karenanya, Dishub tengah berupaya menerjemahkan opsi-opsi yang bisa diterapkan dalam bentuk kajian. Tujuannya agar angkot bisa tetap survive dan bisa diandalkan sebagai fasilitas kota.