Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Sampai 2060, PLN Butuh US$600 M

Onix News, Balikpapan – PT PLN (Persero) memperkirakan kebutuhan investasi untuk pembangunan pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT) mencapai US$ 600 miliar atau Rp 9.294 triliun (asumsi kurs Rp 15.490 per US$) sampai 2060. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo.

Menurut Darmawan dana tersebut dihitung berdasarkan kebutuhan listrik nasional pada 2060 yang bakal melonjak menjadi 1800 terawatt hour (TWh). Adapun kebutuhan listrik tersebut sepenuhnya akan dipasok dari energi bersih.

“Pangsa pasar listrik 300 TWh di 2060 sekitar 1800 TWh ada 1300-1400 TWh. Tambahan produksi energi ini sekitar 210 GW dan ini adalah suatu kapasitas pembangkit dan juga transmisi gardu induk dan semuanya itu butuh investasi US$ 500-600 miliar dari tahun ini sampai 2060,” ujar Darmawan, seperti dikutip dari CNBC Indonesia di sela SOE International Conference Bali, Senin (17/10/2022).

Oleh sebab itu, Darmawan ingin menekankan pentingnya untuk membangun suatu ekosistem di sektor ketenagalistrikan yang kondusif. Terutama dalam hal investasi, mengingat dana yang dibutuhkan begitu besar.

“Nah dalam hal ini adalah kita akan lakukan penandatanganan kerja sama. Bagaimana ke depan teknologi apa yang bisa menjawab tantangan perubahan iklim ini,” kata dia.

Untuk diketahui, PLN telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon guna pencapaian target net zero emission pada 2060. Pasalnya, tanpa upaya tersebut perusahaan berpotensi menghasilkan emisi karbon dioksida hampir 1 miliar ton per tahun.

“Hari ini emisi dari sektor ketenagalistrikan 249 juta ton per tahun. Business As Usual (BAU) sampai 2060 akan meningkat hampir 1 miliar ton,” ujarnya.