Pedagang dan Ibu Rumah Tangga Keluhkan Gas Melon Yang Mendadak Gaib
Onix News, Balikpapan – Hingga hari ini, Kamis (6/7/2023) keluhan warga yang mencari gas elpiji 3 Kg masih terdengar. Di media sosial maupun di pesan WhatsApp masih banyak permintaan informasi keberadaan gas melon.
Situasi ini terjadi karena gas kemasan tabung 3 Kg ini semakin sulit ditemukan. Jika ada sekalipun, harganya sudah jauh melewati harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan. Harga si melon ini sekarang sudah menyentuh harga Rp 35 ribu hingga Rp 50 ribu per tabungnya.
Salah satunya Ayu Dinda Lestari, Ibu Rumah Tangga (IRT) warga kawasan Ringroad, Balikpapan Selatan. Dirinya kerap membeli gas 3 Kg di Jalan Letkol Asnawi Arbain (BJBJ).
“Harganya kalau pas ada di agen Rp 30 ribu sampai Rp 32 ribu, tapi kalau sudah ke pengecer Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu,” ungkapnya saat ditemui ketika hendak membeli gas, Rabu (5/7/2023) pagi.
Untuk mendapatkan gas 3 Kg, Ayu mengaku harus datang lebih awal agar tidak kehabisan dan terpaksa harus mencari di tempat lain.
Tidak hanya emak-emak, beberapa pedagang pun turut merasakan dampaknya. Pardi, salah seorang pedagang bakso yang biasa mangkal di Jalan Mayjen Sutoyo (Gunung Malang) juga mengeluhkan sulitnya mencari gas 3 Kg.
Kepada media ini, Pardi mengaku terakhir kali membeli pada hari Rabu (5/7/2023) siang. Walaupun harus sembari membawa rombong sepeda motornya, dia rela berkeliling sebelum akhirnya berhasil menemukan gas yang dibutuhkannya untuk berjualan.
“Iya, akhir-akhir ini memang agak sulit nyarinya, banyak yang habis apalagi kalo siang,” keluhnya sembari melayani pembeli.
Pardi mengaku berhasil mendapatkan harga gas LPG itu di salah satu pangkalan meski harus merogoh koceknya lebih dalam di harga Rp 35 ribu. “Biasanya bisa dapat di harga Rp 20 ribu,” imbuhnya.
Berbeda dengan Pardi yang harus berusaha keras berkeliling mencari elpiji, Maryanto pedagang pisang molen di belakang gedung BCA Pasar Baru mengaku beruntung hingga saat ini dia masih bisa mendapatkan gas melon dengan harga Rp 20 ribu.
“Masih rutin dapat, tapi stoknya dikurangi mas, biasa seminggu 3 atau 4 (tabung) sekarang cuma 2 saja,” ujarnya.
Kemudahan itu ia dapatkan mengingat telah menjadi langganan tetap pangkalan gas sejak awal mula konversi minyak tanah ke elpiji. Namun dirinya juga tetap terdampak kelangkaan gas 3 Kg, mengingat kebutuhannya terhadap gas lebih dari apa yang bisa diperolehnya saat ini.
“Jatahnya dikurangi jadi ya tetap harus membeli di tempat lain. Belinya di sekitar sini saja (Pasar Baru, red) di harga Rp 30 ribu,” ujarnya.
Kendati demikian, dirinya mengatakan tetap bersyukur dan baginya hal itu tidak menjadi masalah, mengingat di tempat lain bahkan ada yang hingga Rp 40 ribu bahkan lebih.
Pemicu tingginya harga eceran oleh beberapa pihak dinilai akibat tingginya modal yang harus dikeluarkan oleh pihak pengecer. Seperti yang disampaikan salah seorang pengecer yang enggan disebutkan namanya.
Pedagang sembako sekaligus pedagang gas LPG eceran ini mengaku selalu menyiapkan stok 30 tabung gas elpiji 3 kilogram dengan bandrol Rp 35 ribu.
“Cuma memang seminggu sekali, kami cari sendiri. Kalau kami modalnya mahal, ya jualnya jadi mahal. Soalnya kami cari sendiri ke agen-agen, dan nyetoknya gak menentu tiap minggu,” tukasnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Perdagangan (Kadisdag) Kota Balikpapan Haemusri Umar saat dijumpai awak media ini di kantornya mengatakan kondisi seperti ini tidak hanya di Kota Balikpapan melainkan juga terjadi di Kota Samarinda dan kota lain di Kaltim.
“Sama di beberapa kota di Kaltim termasuk sekitar Balikpapan,” katanya, Selasa (4/7/2023).
Haemusri mengaku sudah menjalin komunikasi dengan pihak Pertamina, dan menurutnya untuk Balikpapan sejatinya kuota untuk stok gas melon di Balikpapan dapat dikatakan aman.
“Hanya pas lagi distribusi ke agen, kemudian agen ke pangkalan, dan pangkalan ke pasar di situ yang bermasalah,” pungkasnya.