Pansus PSU DPRD Balikpapan Data Ulang Jumlah Pengembang Yang Belum Serahkan Kewajiban Terkait Fasum dan Fasos

Onix News, Balikpapan – Panitia Khusus (Pansus) Pengawasan Implementasi Perda Nomor 5 Tahun 2013 tentang Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) DPRD Balikpapan masih berproses menuntaskan masalah pengembang perumahan yang belum menyelesaikan kewajiban kepada Pemerintah Kota (Pemkot). 

Ketua Pansus PSU, Muhammad Taqwa mengungkapkan ada ratusan pengembang yang sedang diinvestigasi terkait penyerahan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos). 

“Sekali lagi Pansus ini bekerja untuk mengambil alih semua itu, bahkan ada beberapa pengembang yang sudah tidak jelas juntrungannya, sudah tidak jelas ke mana posisinya, entah ada yang sudah kolaps, ada yang sudah meninggal mungkin dan ini harus diambil alih,” ujar Taqwa pada awak media di gedung parlemen, Senin (6/6). 

Politisi Partai Gerindra ini juga mengatakan bahwa Pemerintah Kota memiliki mekanisme pengambilalihan aset-aset itu sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Nanti tinggal diperintahkan pemutihan aset lalu diambil alih, kemudian didaftarkan ke BPN. Dan itu legal,” tambahnya.

Saat ini baru tiga pengembang yang dilaporkan telah memenuhi kewajiban penyerahan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos), namun Taqwa masih enggan mempublish pengembang mana yang dimaksud.

“Kita gak usah publish dulu tiga pengembang itu, masih kita dalami. Lagipula ini kan belum sampai 1 persen dari keseluruhan pengembang,” tukasnya.

Ia mengaku saat ini pihaknya masih mempelajari data-data yang sudah dikumpulkan dan membangun komunikasi dengan dinas terkait serta melakukan kroscek di lapangan. 

“Kita berharap hak Pemerintah Kota Balikpapan harus segera diselesaikan, jangan ada pembiaran,” ucapnya. 

Terkait kesimpangsiuran data jumlah pengembang yang belum memenuhi kewajibannya, Taqwa beralasan bahwa hal ini akibat informasi yang diterima dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ada berbagai versi.

“Dari OPD yang satu menyampaikan jumlahnya 170-an, kemudian OPD yang lain bilang 200-an, kemudian hasil investigasi dan temuan lain katanya lebih dari 200, bahkan ada yang bilang 500 lebih. Ini merupakan bagian kerja kita menyamakan persepsi dan menyatukan data sehingga klop, kemudian kita eksekusi,” tutup Taqwa.