Momen Peringatan Reformasi 98, GMNI Caretaker Voekanik Dorong Perawatan Ideologi Bangsa

Onix News, Balikpapan-Dalam rangka memperingati hari Reformasi Nasional,  Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Komisariat VOEKANIK UNIBA menggelar kegiatan Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) pada Minggu (30/5/2023) lalu.

Sevandi selaku ketua komisariat DPK GMNI Carateker Voekanik UNIBA menyampaikan, tepat pada hari itu pula, masyarakat Indonesia tengah mengulas kembali ingatan lama terkait reformasi. Reformasi Indonesia merupakan gerakan besar yang menjadi peristiwa bersejarah dalam catatan ketatanegaraan.

Sevandi melanjutkan, peristiwa ini merupakan gerakan sosial yang bermuara dari ketidakpuasaan rakyat atas kondisi materiil yang ada di Indonesia pada saat itu. Keterpurukan ekonomi, krisis moneter, serta pemerintahan yang otoriter.

Lebih lanjut dirinya sampaikan, bahkan pemahaman Marhaenisme yang dicetuskan Bung Karno tak luput menjadi korban penghapusan paham pada masa itu. Masa ini sering disebut dengan Orde Baru.

“Dari realita yang semakin terbuka, kita dapat menemukan beragam operasi untuk dapat menciptakan massa mengambang atau floating mass (italic) pada rezim orde baru antara lain yang telah dilakukan mulai dari program P4, deparpolisasi, dehistoris marxis, desukarnoisasi, NKK/BKK, serta distorsi ideologi Pancasila,” kata Sevandi.

Lebih lanjut, Sevandi menambahkan bahwa Pancasila sebagai ideologi negara telah mengalami distorsi dan disimulasi yang masif sehingga memiliki bentuk baru sebagai asas tunggal pada masa orde lama, dengan langkah tersebutlah rezim orde baru dapat melanggengkan praktik dari politik Negara Represif di Indonesia.

Melalui Reformasi, masyarakat Indonesia mencoba menghidupkan kembali ideologi bangsa dengan memposisikannya ditempat yang tepat, yaitu sebagai Philosophische grondslag.

“Melihat pada situasi tersebut, GMNI Carateker Voekanik berpandangan bahwa Reformasi 1998 merupakan pertanda baru untuk seluruh masyarakat Indonesia dapat berbondong-bondong melakukan restrukturisasi secara tepat, terarah dan terukur,” imbuhnya.

Sehubungan dengan momentum Reformasi 1998, lanjut Sevandi, DPK GMNI Carateker Voekanik melakukan langkah pencerdasan guna menumbuhkan kembali semangat Marhaenisme di pemikiran para pemuda Indonesia melalui PPAB.

Sementara itu Niswa, selaku Ketua Pelaksana Kegiatan itu juga turut menuturkan bahwa pemahaman terkait ideologi bangsa harus disampaikan secara komprehensif sebab ideologi merupakan pegangan yang penting dalam mencapai sebuah tujuan negara dan masyarakat yang sejahtera.

“Pada perkembangan zaman saat ini, marhaenisme sebagai salah satu ideologi yang menjadi ruh dari Pancasila masih jarang untuk diperbincangkan dalam ruang-ruang intelektual. Sedangkan posisi dari Marhaenisme dalam Pancasila ini dapat dilihat secara jelas dalam Pidato 1 Juni Bung Karno,” katanya.

Dirinya menyampaikan bahwa saripati dari Pancasila yaitu Trisila dan Ekasila merupakan gambaran nyata bahwa marhaenisme akan selalu mengiringi Pancasila di setiap waktu.

Lebih lanjut, Sevandi menambahkan melalui kegiatan yang bertemakan “Menanamkan Spirit Marhaenisme dalam Berbangsa dan Bernegara “, diharapkan dapat menjadi ruang yang bisa menumbuhkan kesadaran generasi muda untuk dapat memiliki pegangan yang susbtantif guna menghadapi serta mengatasi gejolak sosial yang terjadi saat ini.

“Saya melihat kondisi hari ini, antusias para pejuang-pejuang masyarakat yang sangat minim. kami gmni voekanik uniba ingin membangun kembali semangat semangat yang luntur dalam memperjuangankan masyarakat dengan menciptakan ruang-ruang yang bisa menjadi wadah untuk kawan-kawan dalam membangun semangat perjuangan untuk terus membela hak-hak masyarakat,” imbuhnya.

Dirinya melanjutkan, kemarin pada hari reformasi perlu meninjau ulang kembali terkait dengan situasi Indonesia saat ini. Akibat dari adanya disrupsi Ideologi yang masif selama 32 tahun dan diperparah dengan praktik Neo-Kolonialisme di Indonesia telah berdampak pada pola hidup masyarakat Indonesia yang menjadi hedonsitik-pragmatis.

“Pancasila dan Marhaenisme yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam mengkawal arah bangsa, mengamanatkan para pemuda untuk turut andil dalam mengukuhkan kembali ideologi bangsa dan memberikan sumbangsih fikiran dengan terukur,” bebernya.

Oleh karena itu, lanjutnya, generasi muda harus dapat menjadi garda terdepan yang mampu mendorong serta mempelopori terciptanya pembaharuan dalam Negara Indonesia ditengah kondisi masyarakat yang mengalami penghisapan.

“Kepedulian masyarakat serta kaum muda lainnya di Indonesia terhadap perawatan Ideologi menjadi salah satu faktor pendorong untuk lahirnya gerakan baru dari kaum muda yang akan meneruskan tongkat estafet pembangunan bangsa menuju Sosialisme Indonesia,” pungkasnya.