Meski Alami Penurunan, Kasus Narkoba di Polsek Balikpapan Barat Masih Mendominasi di Semester Awal 2023
Onix News, Balikpapan – Pada periode Januari hingga awal Juli tahun 2023, kasus peredaran narkotika masih mendominasi jumlah pengungkapan kasus di Kepolisian Sektor (Polsek) Balikpapan Barat.
Sedikitnya ada 21 kasus peredaran gelap narkotika yang berhasil diungkap pada semester pertama tahun 2023 ini, disusul dengan kasus penganiayaan.
Kapolsek Balikpapan Barat, Kompol Teguh Sanyoto saat dijumpai Onix News di ruang kerjanya, Senin (10/7/2023) menyebutkan dari 21 perkara narkotika 14 diantaranya sudah selesai dan sisanya masih berproses.
“Dari total 21 kasus ini ada yang pengguna ada juga yang pengedar. Ada pemain lama dan ada juga pemain baru. Ada yang sampe barang buktinya bernilai puluhan juta,” ungkapnya.
Namun bila dibandingkan dengan semester pertama tahun 2022, Teguh mengklaim adanya penurunan jumlah kasus narkotika meski tidak terlalu signifikan. Hingga pertengahan tahun lalu, jumlah kasus peredaran barang haram ini sebanyak 29 kasus.
Kendati mengalami penurunan angka kasus yang ditangani, kejahatan peredaran narkotika masih menjadi atensi. “Tetap harus kami antisipasi, kan dengan mereka (pelaku peredaran narkoba) kami juga kucing-kucingan,” imbuhnya.
Mengenai kawasan yang masih dipandang rawan peredaran gelap narkotika masih tetap di wilayah Gunung Bugis, kendati sekarang peredarannya di wilayah tersebut menurun. Hal ini terjadi karena kawasan yang dikenal dengan julukan Kampung Narkoba” itu sudah menjadi atensi dari segala penjuru pihak kepolisian, sehingga zona rawannya cenderung melebar.
“Disitu kan ditekan juga, mulai dari Polda, Polres, Polsek turun semua, jadi mereka melebar ke kawasan lainya, tidak hanya di titik itu saja,” ujarnya.
Selain itu, yang mempengaruhi menurunnya peredaran narkotika di Gunung Bugis juga karena faktor kesadaran masyarakat yang memberikan sanksi sosial kepada para pelaku.
“Kami dari Polsek dan juga Binmas sering melakukan himbauan disitu, jadinya masyarakat disana saling mengingatkan. Tetangga kiri dan kanannya pasti juga mengingatkan,” jelas Teguh.
Selain narkotika di peringkat pertama, kasus penganiayaan yang ditangani Polsek Balikpapan Barat juga memiliki angka yang lumayan tinggi, meski sudah banyak yang terselesaikan.
Kasus penganiayaan ini kebanyakan dilatarbelakangi selisih faham dan mayoritas karena dibawah pengaruh minuman keras. “Makanya seperti akhir pekan kemarin di wilayah Gunung Meriam, saat melakukan KRYD (Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan) kita jumpai anak-anak yang berkumpul dan minum-minum dan kami bubarkan,” tuturnya.
Atas dasar itulah, Teguh meminta peran aktif para orang tua khususnya di wilayah hukum Polsek Balikpapan Barat, untuk lebih memperhatikan dan mengawasi anak-anaknya.
“Jika ada anak-anak ngumpul yang tidak pada jam semestinya, diatas jam 11, silakan sampaikan kepada kami dan kami akan datang memberi imbauan untuk segera pulang,” katanya.
Masalah kamtibmas, menurut Teguh, pasti menjadi semakin berat bila hanya dibebankan kepada polisi saja. Peran serta masyarakat juga dibutuhkan agar pekerjaan itu menjadi ringan dan situasi kamtibmas lebih kondusif.
“Ini tugas kita bersama. Bila semua bekerja sama tentunya kamtibmas di Balikpapan Barat lebih kondusif lagi,” pungkasnya.