Masalah PPDB Kembali Jadi Fokus Pembahasan di Reses Anggota DPRD Balikpapan Syarifuddin Oddang

Onix news, Balikpapan – Anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan Syarifuddin Oddang menggelar Reses Masa Persidangan II tahun 2023 di Daerah Pemilihan (Dapil) Balikpapan Utara tepatnya di kediamannya, Perumahan PGRI Graha Indah RT 13, Kelurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, Senin (05/06/2023).

Salah satu topik pembahasan yang menjadi sorotan adalah fasilitas Pendidikan yang belum memadai untuk kawasan Balikpapan Utara, terbatasnya daya tampung sekolah negeri disebut belum sebanding dengan jumlah pendaftar baru.
Ketua RT 11 Graha Indah Rasyid turut mempertanyakan sistem zonasi, karena menilai jarak sekolah dengan alamat pilihan kedua jaraknya terlalu jauh.

“Contohnya SMP 16 dari sini jaraknya 1 kilometer, dekat perumahan ini tapi pilihan kedua jaraknya hampir 2,5 kilometer dari sini, dan masuk zonasi Balikpapan Barat bukan Utara,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Syarifuddin Oddang mengatakan bahwa polemik PPDB di Kota Balikpapan memang masih menjadi atensi tiap tahunnya, salah satunya di dapilnya yang juga fokus mempertanyakan aturan PPDB.

“Kami punya inisiasi memanggil, mendampingi saya dalam reses ini untuk menyerap aspirasi masyarakat. Ternyata salah satu dilematis masyarakat adalah pendidikan. Baik sarananya, tata cara untuk penerimaannya sesuai aturan Permen yang mengatur tentang zonasi,” terangnya.

Oddang menyebut di dalam Undang-undang mengatur skala prioritas nomor satu adalah pendidikan, namun kendala yang terjadi secara berulang dan membuat resah masyarakat harusnya menjadi pertimbangan untuk dilakukan kajian atau evaluasi.

“Kenapa selama ini terbentur seperti itu, baik di tingkat SD, SMP maupun SLTA-nya. Jika berbicara tentang masalah penganggaran, DPRD tidak henti-hentinya mendorong pada saat pembahasan,” ucapnya.

Ia melanjutkan, Pemerintah Balikpapan pun telah menjadikan bidang Pendidikan sebagai program prioritas, pembangunan sekolah negeri juga telah dan sedang dilakukan namun memang belum dapat mengcover seluruh kebutuhan.
Menghadapi besarnya kebutuhan masyarakat terhadap ketersediaan rombongan belajar, Oddang menyarankan agar dilakukan pembinaan sekolah swasta baik skala peningkatan kualitas sarana dan fasilitas gurunya.

“Masih ada sekolah swasta, bisa jadi akan lebih efektif lagi untuk membuat tambahan ruang belajar daripada pembangunan sekolah,” tutupnya.