Manfaatkan Limbah Batu Bara, Spandusa Science Club Ciptakan Alat Campur Kompos dan FABA

Onix news, Balikpapan – Berangkat dari masalah tanah yang kurang subur untuk penghijauan sekolah, sekelompok Siswa SMP Negeri 21 Kota Balikpapan yang tergabung dalam Spandusa Science Club menciptakan Alat Pencampur Kompos dan FABA (Ampur Konaba), sebuah produk inovasi Teknologi Tepat Guna. SMP Negeri 21 Balikpapan fokus dalam pemanfaatan limbah faba dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan.

Kepala SMP Negeri 21 Kota Balikpapan Marsudi menjelaskan bahwa sekolahnya mendapatkan drop limbah batu bara sisa pembakaran yang kemudian dimanfaatkan sebagai media tanam, namun dibutuhkan berbagai upaya agar limbah tersebut dapat maksimal dalam upaya penghijauan sekolah, terutama kondisi tanah tidak cukup subur.

“Kalau hanya limbahnya saja kurang cepat reaksinya, akhirnya anak-anak punya inisiatif dicoba sedikit-sedikit menggunakan tanah campuran dari sampah organik ternyata hasilnya lebih bagus,” kata Marsudi.

Ia menerangkan bahwa tanah yang tandus di sekolah menjadi tantangan untuk menuju sekolah Adiwiyata, sehingga dilakukan berbagai upaya mencapai penghijauan sekolah, salah satunya melalui teknologi tepat guna. Inovasi ini juga berawal dari LKTI tingkat Provinsi Kaltim, dimana SMP Negeri 21 mengikuti kompetisi sains biology dan berhasil meraih penghargaan Best Inovation LKTI.

“Ini dipicu dari lomba kemarin (LKTI) di Samarinda mengambil tema yang sama. Anak-anak punya inisiatif lebih, karena kalau diaduk manual tangan jadi bau, akhirnya anak-anak dibimbing guru terciptalah alat sederhana ini (Ampur Konaba),” terangnya.

Salah satu anggota Spandusa Science Club, Aden Arif mengatakan meski alat campur yang digunakan ini sederhana namun proses pencampuran bahan media tanam jadi lebih mudah dan praktis. Ampur yang dibuat ini juga telah meraih juara 2 lomba Teknologi Tepat Guna Kategori Umum Tingkat Kecamatan Balikpapan Barat dan Juara Harapan 1 Lomba TTG Tingkat Kota.

“Lebih cepat pencampurannya dibanding mencampur manual. Kami memilih ampur karena sekolah kami tanahnya susah subur jadi kami kepikiran membuat alat untuk ketersediaan media tanamnya. Kami membutuhkan waktu sekitar dua minggu hingga alat siap digunakan,” kata Aden.

Untuk satu alat Ampur Konaba dengan kapasitas 8 Kilogram Aden dan timnya mematok harga Rp 400.000 sedangkan untuk produk media tanam Konaba dibandrol Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per bungkus. Kandungan faba pada media tanam yang dijual berfungsi sebagai insektisida, memperbaiki struktur dan pH tanah dan mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

“Kami sudah mencoba Konaba ini di tanaman sekitar 2 bulan dan pertumbuhan tanaman yang tanahnya sudah dicampur ini jadi lebih cepat berkembangnya. Produknya juga sudah kami pasarkan melalui online dan offline di sekolah. Kedepannya kami berencana untuk mengembangkan lebih lagi untuk Ampurnya. Mungkin kami akan dicoba menggunakan dynamo atau sepeda untuk tenaga penggeraknya, karena sementara juga masih diputar manual saja,” tutupnya.