Latihan Bersama Super Garuda Shield di Amborawang Libatkan Teknologi Canggih

Onix News, Balikpapan – Panglima TNI Jenderal Andhika Perkasa tiba di Balikpapan dan meninjau Latihan Bersama (Latma) Super Garuda Shield ke-16 tahun 2022 di Lapangan Yonif Rider 600/Modang Kodam VI/Mulawarman, Jumat (05/08/2022).

Panglima TNI yang didampingi istri menyapa para personel Yonif 623/Bhakti Wira Utama dan Batalyon 235 US Army, sembari bertanya kepada para prajurit muda terkait pengalaman selama latihan bersama US Army.

Latihan Bersama Super Garuda Shield Tahun 2022 sendiri dilaksanakan di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Amborawang, Kutai Kartanegara yang melibatkan Yonif 623/Bhakti Wira Utama dan Batalyon 235 US Army. Sebelum melakukan praktik Latpur, para tentara dilengkapi miles.

Dia mengatakan, personil yang ikut dalam latihan bersama kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Termasuk dari Amerika Serikat. Dimana seluruhnya ada sebanyak 479 personil dari TNI dan US Army.

“Berbeda kalau tahun lalu dari Batalyon sini, kali ini dari Batalyon 623 yang ada di Banjarmasdin, termasuk yang di US Army tahun lalu  Batalyon 121, sekarang Batalyon  235,” ujar Andhika.

Meskipun baru beberapa hari menggelar latihan bersama, dirinya melihat kekompakan antara TNI dan US Army. Panglima TNI berharap, situasi ini bisa terus terjalin hingga latihan bersama ini usai.

Dia menjelaskan, latihan diawali dengan teori selama empat hari. Termasuk memperkenalkan teknologi yang digunakan TNI maupun US Army yang disebut MILES (Multiple Integrated Laser Engagement System).

“Walaupun pelurunya bukan peluru tajam itu peluru hampa tapi ini AI (Artificial Intelligence) yang sudah berteknologi komputer, sehingga kalau ditembak dan orangnya kena dia akan memberikan tanda bunyi, kena pelurunya juga spesifik di tangan atau di dada. Jadi walaupun menggunakan peluru hampa  tetap tidak boleh main-main. Sembunyinya kalau tidak bagus pasti kena, itu teknis,” jelas Andika.

Pada kesempatan ini, Panglima TNI juga diperlihatkan kecanggihan peralatan perang milik US Army, yakni Black Hornet, drone berukuran kecil yang dapat memantau pergerakan musuh dari radius yang jauh.