Kecewa Progres Pembangunan Sekolah Terpadu di Balsel Deviasi, DPRD Balikpapan Akan Sidak Proyek

Onix news, Balikpapan – DPRD Kota Balikpapan terus mengawal proyek pembangunan sekolah terpadu yakni SD Negeri 016 dan SMP Negeri 26 yang berlokasi di Balikpapan Selatan. Terutama diketahui ada sejumlah kendala di proyek tersebut.

Wakil Ketua DPRD Balikpapan Budiono mengatakan, pihaknya sudah pernah melakukan peninjauan ke lokasi proyek. Namun setelah melihat kondisi di lapangan, progres yang dicapai belum memenuhi harapan.

“Seharusnya pada jangka waktu selama ini kontraktor bisa mencapai progres cukup besar. Kami cek di lapangan kenyataannya progres tidak sesuai laporan saat itu,” kata Budiono, Minggu (20/08/2023).

Budiono juga menyayangkan karena saat melakukan kunjungan ke lokasi proyek, tak ada satu orang pun perwakilan kontraktor untuk dimintai informasi. Ditambah lagi, DPRD Balikpapan mendengar ada berbagai kendala di lapangan.

“Salah satunya, soal tenaga kerja dan material yang belum dibayar. Ini sebenarnya urusan internal kontraktor atau pemenang tender. Namun, nanti akan kami tanyakan juga. Untuk menindaklanjuti masalah ini kami akan turun ke lokasi untuk melakukan pengawasan lagi,” ucapnya.

Dia pun mengaku kecewa karena progres pembangunan sekolah ini tak sesuai harapan. Menurutnya, setelah proyek berjalan hingga lebih dari enam bulan seharusnya sudah bisa terlihat progres cukup signifikan.

“Nanti akan kita lakukan sidak dalam waktu dekat secepatnya,” kata koordinator Komisi IV tersebut.

Budiono menuturkan, pihaknya sempat mendengar informasi yang beredar bahwa pengusaha material belum mendapat pelunasan pembelian bahan material. Namun untuk kepastiannya akan di konfirmasi lebih dulu ke pihak kontraktor.

Sementara itu Kepala Disdikbud Irfan Taufik mengatakan, pihaknya harus menggelar SCM 1 karena proyek sudah melewati batas maksimal. Sementara kontraktor belum mampu mencapai target yang seharusnya.

Irfan menyampaikan saat ini proyek pembangunan SD Negeri 016 Balikpapan Selatan dan SMP Negeri 26 memiliki deviasi lebih dari 10 persen. Maka sesuai aturan, pihaknya perlu melakukan SCM 1 yang dihadiri kontraktor dan konsultan pengawas.

“Artinya ini ujian pertama yang diberikan kepada kontraktor agar mereka bisa segera beraksi mengejar deviasi. Pihak Disdikbud memberikan target progres minimal 60 persen pada 6 September mendatang. Saat ini progres yang berjalan sekitar 40 persen,” tutupnya.