Jumlah Guru Penggerak Dianggap Masih Kurang, Hetifah Berharap Balikpapan Jadi Contoh Bagi Daerah Lain

Balikpapan-Balai Guru Penggerak Kemendikbudristek RI melaksanakan kegiatan sosialisasi guru penggerak untuk mewujudkan Pelajar Pancasila bersama wakil ketua Komisi 10 DPR RI Hetifah Sjaifudian.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Grand Senyiur Balikpapan pada Kamis (13/7/2023) yang dihadiri lebih dari 200 guru dan kepala sekolah dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK dari sekolah yang ada di Balikpapan.

Hetifah menjelaskan, dalam proses transformasi belajar tergantung dari penggeraknya, yaitu sekolah penggerak dan juga guru penggerak.

Dirinya melihat di Kaltim sendiri khususnya di Balikpapan, guru penggerak yang ada saat ini jumlahnya belum seperti apa yang diharapkan.

“Maka kita perlu sosialisasikan lagi, disisi lain mungkin memperbanyak kuota alokasinya,” kata Hetifah.

Menurutnya guru penggerak merupakan pioner perubahan yang ada di suatu sekolah, untuk itu juga diperlukan kreatifitas dan cara mengajar yang baru dari seorang guru.

Lebih lanjut, Hetifah menyampaikan DPR akan melakukan evaluasi lebih lanjut karena hal ini merupakan tugas dari DPR untuk melakukan proses pengawasan.

“Karena ini program yang bagus. Karena anggaran cukup besar, kita pingin tahu hasilnya seperti apa, kita tingkatkan dari versi sekolah apa dari versi guru gimana, dari versi guru yang udah daftar gak keterima gimana. Ini nanti menjadi bahan masukan untuk perbaikan kebijakan,” bebernya.

Menurutnya jumlah guru penggerak yang ideal dari sebuah sekolah penggerak adalah 30 persen dari jumlah guru yang ada.

Dirinya juga berharap Balikpapan bisa menjadi proyek percontohan bagi kabupaten kota lain dan menjadi penggerak bagi daerah lain.

“Jadi penggerak itu bukan hanya satu sekolah tapi satu kota agak dibanyakin dia menjadi penggerak bagi daerah-daerah lain,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Bidang GTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Balikpapan Emi Mulyani menyampaikan untuk saat ini di Balikpapan sendiri sudah ada 123 guru penggerak.

Namun hal itu juga dirasa masih kurang dikarenakan jumlah sekolah di Balikpapan yang banyak dan juga banyak kepala sekolah yang purna tugas sehingga sangat diperlukan program guru penggerak.