Harga Gas Melon Melambung dan Sulit Didapat, Sasaran Distribusi Diduga Belum Tepat

Onix News, Balikpapan – Beberapa pekan terakhir warga Balikpapan mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 Kg. Bahkan di tingkat pengecer, tidak sedikit masyarakat yang harus rela menebus elpiji bersubsidi ini di kisaran harga Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per tabung.

Harga ini tentu saja jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan oleh Gubernur Kalimantan Timur sebesar Rp 19 ribu per tabung.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Balikpapan, Haemusri Umar, menyebut kelangkaan ini terjadi tidak hanya di Balikpapan saja. Kota-kota lain di Kalimantan Timur menurutnya juga mengalami situasi yang sama.

Mengenai pasokan elpiji 3 Kg, menurut Haemusri Umar, sebetulnya cukup sesuai dengan perhitungan konsumen yang menjadi sasaran subsidi elpiji di Balikpapan. Khusus untuk Balikpapan, dirinya menyebut, Pertamina sudah mengalokasikan 550 ribu metrik ton elpiji bersubsidi per tahun.

“Dari 247,248 KK, diperhitungkan 126,847 KK dapat terpenuhi kebutuhan elpiji bersubsidinya dengan asumsi 1 KK per bulan dapat 4 tabung,” kata Haemusri.

Hanya saja dirinya menilai ada masalah dalam rantai distribusi hingga ke tangan konsumen. “Bisa jadi pada saat distribusi, ada beberapa pengguna, toko-toko, dan pelaku usaha yang coba mengambil keuntungan dari distribusi gas elpiji 3 Kg itu,” tukasnya.

Faktor lain yang berpengaruh pada kelangkaan gas melon ini, lanjut Haemusri, sejak bulan Mei Pertamina melakukan penghentian suplai di hari besar dan tanggal merah. Sehingga begitu suplai turun, langsung diserbu oleh masyarakat.

Selain itu, Haemusri menyebut adanya ketidaksesuaian peruntukan pengguna elpiji 3 Kg di masyarakat. “Sesuai Perpres nomor 104 tahun 2007 dan Perpres nomor 38 tahun 2008 bahwa sasaran pengguna elpiji 3 Kg adalah rumah tangga yang sebelumnya menggunakan minyak tanah pada saat konversi ke elpiji, usaha mikro, petani dan nelayan,” ujarnya.

Dirinya juga menduga ada pelaku usaha seperti laundry dan rumah makan yang masih menggunakan gas elpiji 3 Kg untuk menjalankan usahanya sehari-hari. “Ya ini kan tidak tepat sasaran, bahkan ada juga dari Penajam dan Samboja mengambil di pangkalan elpiji di Balikpapan,” ungkapnya.

Terkait kelangkaan gas melon di pasaran, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan pun memberikan respon. Area Manager Communication, Relations & CSR Patra Niaga Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra mengatakan, hingga akhir Juni 2023, kuota elpiji bersubsidi yang sudah tersalurkan sudah melebihi jatah periode Januari-Juni 2023.

“Untuk Provinsi Kalimantan Timur sudah over sebesar 8 persen, dan untuk Kota Balikpapan sudah kelebihan 8 persen hingga Juni kemarin,” jelas Arya.

Arya menyebut, pihaknya telah mendistribusikan lebih dari 3 juta tabung elpiji 3 Kg dari total kuota sebanyak 6 juta tabung elpiji bersubsidi di tahun 2023 untuk Kota Balikpapan. Sementara untuk Provinsi Kalimantan Timur sudah tersalurkan 19 juta tabung dari total kuota 2023 sebanyak 37 juta tabung.

Arya mengimbau kepada masyarakat dari kalangan ekonomi mampu yang notabene bukan sasaran pengguna elpiji 3 Kg untuk menggunakan elpiji non subsidi, karena elpiji 3 Kg hanya untuk kalangan miskin dan usaha mikro.

“Kepada lembaga penyalur resmi Pertamina baik agen maupun pangkalan untuk tidak menyalurkan yang tidak sesuai aturan. Atau menaikkan HET diatas kewajaran,” sambung Arya.

Arya mengaku, Pertamina telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Balikpapan dan akan ada beberapa langkah yang akan dilakukan bersama-sama, seperti melakukan penertiban kepada kegiatan usaha di masyarakat yang tidak berhak menggunakan elpiji bersubsidi. Pertamina sendiri juga akan melakukan penertiban kepada agen dan pangkalan resmi yang tidak menyalurkan sesuai aturan.

“Pemerintah Kota juga akan melakukan program tukar tabung dari 3 Kg ke elpiji non subsidi yaitu Bright Gas. Sementara dari Pertamina akan memberlakukan kepada seluruh agen resmi dan utamanya pangkalan resmi untuk menjual produk non subsidi yaitu Bright Gas agar masyarakat mampu beralih membeli elpiji non subsidi,” tambah Arya.

Pertamina juga mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan panic buying, karena akan menggangu ketersediaan elpiji bersubsidi. Dan apabila ada masyarakat yang menemukan kelangkaan elpiji 3 Kg di lapangan untuk dapat menghubungi kontak Pertamina di 135.