Eropa Krisis Energi, Indonesia Bisa Jadi Penyelamat?
Onix News, Balikpapan – Negara-negara di benua biru Eropa kembali memilih batu bara sebagai sumber energinya. Indonesia sebagai produsen dan eksportir besar batu bara dunia mulai pun dilirik oleh negara-negara tersebut.
Jerman, Italia, Austria, dan Belanda melihat bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara dapat membantu Eropa melalui krisis energi karena harga gas yang melonjak. Akibatnya inflasi pun memanas di berbagai negara Eropa. Ini adalah buntut dari boikot impor energi dari Rusia akibat konflik di Ukraina.

Pemerintah Belanda mengatakan akan menghapus batas produksi pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Jerman yang bergantung banyak kepada Rusia untuk pemenuhan gas alamnya juga mengumumkan rencana untuk memulai kembali pembangkit listrik tenaga batu bara. Sebelumnya penggunaan energi batu bara di Jerman ingin dihentikan secara bertahap.
Kementerian ekonomi Jerman mengatakan menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara dapat menambah hingga 10 gigawatt kapasitas jika pasokan gas mencapai tingkat kritis. Sebuah undang-undang terkait dengan langkah tersebut pun telah sampai ke meja majelis tinggi parlemen pada 8 Juli.
Presiden RI Joko Widodo sendiri sebelumnya mengaku telah ditelepon oleh 5 Presiden dan Perdana Menteri (PM) negara lain, telepon tersebut berurusan dengan permintaan batu bara dari Indonesia. Jika tidak dikirimi batu bara, maka listrik dan industri negara-negara tersebut bakal padam.
“Ada lima Presiden dan Perdana Menteri yang telepon saya, Presiden Jokowi mohon kita dikirim batu baranya segera dengan cepat. Kalau tidak kita mati listrik, industri kita mati,” terang Jokowi dalam acara Rakernas PDI Perjuangan di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan pihaknya telah melakukan komunikasi dengan beberapa calon pembeli dari Jerman pada pertengahan Mei lalu.
“Ada yang menginginkan ekspor dalam jangka panjang dan ada juga dalam jangka pendek. Jerman sangat berkepentingan untuk menjamin ketersediaan batu bara mereka khususnya menjelang musim dingin,” kata Hendra seperti dikutip dari Katadata, Selasa (22/6/2022).
Selama ini pangsa pasar para produsen batu bara Indonesia lebih banyak ke Asia. Sementara penjualan batu bara ke Eropa tidak signifikan.
PT Adaro Energy Indonesia Tbk misalnya, penjualan batu bara ke Eropa hanya 2% dari total penjualan keseluruhan pada kuartal pertama 2022.
Adapun ekspor Adaro pada kuartal pertama 2022 terbesar ke India senilai US$ 202,44 juta. Kemudian penjualan ke Korea dan Jepang sebesar US$ 148,6 juta dan US$ 130,82 juta. Lalu ke China sebesar US$ 128,24 juta.
Sementara emiten-emiten besar batu bara seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) banyak menjual hasil produksi ke China. Kontribusinya mencapai US$ 31% dari seluruh penjualan ITMG pada kuartal pertama 2022., kemudian PT Bayan Resources Tbk. banyak menjual batu baranya ke Asia Tenggara yakni Malaysia, Thailand, dan Filipina. Total penjualan ke Asia Tenggara tercatat US$ 421,42 juta, dan PT Bumi Resources (BUMI) menurut laporan tahunan 2021, China jadi tujuan utama penjualan batu bara dengan kontribusi mencapai 29%.
Meski demikian, sebenarnya emiten seperti Adaro, ITMG, dan BUMI bisa menjual batu bara ke Eropa sebab kualitas yang mampu memenuhi kebutuhan Benua Biru tersebut. Eropa pada umumnya menggunakan batu bara kualitas 5.500 kalori/kg hingga 6.000 kalori/kg.