Dinsos Balikpapan Rumuskan Regulasi Pasca Penertiban Anjal, Masuk Panti Asuhan Atau Dikirim ke Samarinda
Onix news, Balikpapan – Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Balikpapan Edy Gunawan mengatakan pihaknya akan merumuskan regulasi pasca penertiban anak jalanan (anjal). Regulasi tersebut akan mengatur penanganan anjal dan tindak lanjut yang dilakukan Dinsos Balikpapan dalam melengkapi sarana dan prasarananya.
Dinsos Balikpapan juga akan mempersiapkan tim gabungan untuk memberikan rehabilitasi bagi anak sesuai Standar Operasional Prosedur). Perumusan regulasi akan dibentuk pasca dilakukan penertiban yang kemudian ditampung di tempat penampungan atau dititipkan di Panti Asuhan di Balikpapan.
“Bisa ditampung di panti asuhan atau di kirim ke Samarinda, disana ada sekolah khusus yang bisa menampung anjal yang masih sekolah. Tapi bagi anjal yang sudah tidak sekolah, akan diarahkan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan peningkatan kemampuan supaya bisa berkarya,” terang Edy.
Edy mengatakan pihaknya juga berencana untuk bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta yang bisa mengambil peran sebagai orang tua asuh bagi anak-anak kurang mampu di sekitar wilayah perusahaan.
“Orang tua asuh itu untuk membantu memberikan hak-hak anak, jadi perusahaan bisa terlibat langsung. Ini juga salah satu upaya untuk mengentaskan kemiskinan,” ujarnya.
Edy menyakinkan bahwa penanganan anjal perlu perhatian khusus. Pihaknya juga pernah menjaring tiga anjal penjual tisu bersama orangtuanya pada Mei 2023 lalu yang menjadi perhatian masyarakat. Upaya penertiban anjal langsung ditangani Polda Kaltim dengan memberi peringatan keras kepada pelaku eksploitasi anak di Balikpapan, maupun Kaltim.
“Jadi ini juga salah satu shock therapy bagi mereka (pelaku eksploitasi anak), kalau tidak itu akan berjalan terus,” katanya.
Dinsos juga mencatat selama tiga tahun terakhir penertiban anjal mengalami peningkatan, dengan rincian pada 2021 Dinsos Balikpapan menjaring 3 anjal, tahun 2022 jumlahnya meningkat menjadi 27 orang.
Ia menambahkan, pola asuh anak dan himpitan ekonomi menjadi faktor munculnya fenomena anjal di Balikpapan.
“Karena orang tua yang terlalu memberi kebebasan kepada anak atau memang karena kondisi ekonomi tadi, sehingga orang tua melakukan eksploitasi anak, kemudian muncullah anjal,” imbuhnya.