Demi Keamanan Data Digital, Perlu Ditanamkan Digital Mindset Dalam Pribadi Masyarakat
Onix News, Balikpapan – Pemanfaatan dan penerapan teknologi digital dalam banyak aspek kehidupan masyarakat dewasa ini memang banyak menawarkan kemudahan. Segala macam fitur layanan bisa dengan gampangnya diakses hanya dengan memberdayakan jemari di perangkat selular pintar (smartphone) saja.

Sebut saja mobile banking, e-mail, jasa booking hotel dan tiket, perpajakan, hingga layanan jasa antar makanan yang membuat kita bergantung dengan kepraktisan dalam perangkat telepon genggam.
Namun dengan banyaknya kemudahan yang ditawarkan, banyak pula pengguna smartphone yang tidak menyadari bahaya yang mengintai di balik itu. Untuk menyikapi hal tersebut, sebetulnya pada saat secara sadar menggunakan perangkat digital, maka dibutuhkan digital mindset di masing- masing individu.
“Yang dibutuhkan saat ini ialah bagaimana menanamkan “Digital Mindset” di diri kita sendiri. Kadang kita sendiri yang menyepelekan keamanan data kita sendiri, contoh saja nomer PIN, biar gampang biasanya orang pakai tanggal lahir. Kan susah kalo begitu,” ucap Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kaltim, Muhammad Faisal, saat menjadi narasumber dalam program Talkshow Onix News di Onix Radio 88,7 FM, Kamis (15/9/2022).
Digital mindset sendiri merupakan pola berpikir untuk memaksimalkan teknologi digital, dimana kita ikut serta menggunakan teknologi bukan hanya sekedar mengetahui teknologi tersebut.
Menurut Faisal, di era digital seperti sekarang ini, data pribadi seseorang sangatlah mudah ditemukan. Entah itu yang sengaja diunggah oleh sang pemilik, maupun yang disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

“Kita ini, mohon maaf, kadang suka berlebihan. Bahkan di daftar absensi undangan acara saja sering harus menuliskan nomer telpon, kan buat apa. Bisa saja ke depannya itu dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain, jual beli data calon konsumen sesuai segmentasi itu ada,” tukas Faisal.
Mengenai kasus kebocoran data masyarakat yang kini tengah menjadi perbincangan, Faisal mengatakan bahwa hal ini juga merupakan “sentilan” bahwa sesungguhnya negara kita harus lebih aware dan bersiap dengan keamanan digital.
“Yang namanya maling ya tetap maling, secara hukum sudah pasti salah. Tapi gara-gara ada maling ini kita jadi lebih berhati-hati kan, saya sih tidak setuju kalau orang ini dianggap pahlawan. Anggap saja sebagai pengingat bahwa memang ada PR untuk kita. Tapi kalau salah ya memang perbuatan ini salah,” tandas Faisal.