BPS Sebut Sektor Pertanian Balikpapan Masih Lemah, Pembukaan Lahan Pertanian Baru Jadi Angin Segar
Onix news, Balikpapan – Kepala BPS Balikpapan Mustaqim mengungkap pertanian hortikultura di Balikpapan mengalami penurunan signifikan, hal itu salah satunya disebabkan lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi jalan tol atau perumahan, sehingga lahan pertanian pun semakin terbatas.
Mustaqim menjelaskan di bagian selatan Balikpapan terdapat pertanian hidroponik sayur-mayur, sementara di tengah dan kota terdapat kelompok wanita tani yang berhasil memanfaatkan lahan di sekitar rumah.
“Sementara di Karang Joang, lahan pertaniannya kebanyakan berstatus pinjam pakai dan sewaktu-waktu dapat diambil kembali pihak perusahaan. Oleh karena itu banyak petani yang enggan melanjutkan usaha pertanian dan beralih profesi. Kalangan petani yang eksis juga tidak berusia muda, terlebih sekarang ini anak-anak petani lebih memilih bekerja di sektor lain,” terangnya.
Ia mengatakan, meski masih ada sebagian pertanian konvensional tersisa di wilayah utara dan timur Balikpapan, namun kondisinya tidak sekuat sebelumnya. Ditambah tantangan yang akan dihadapi di masa depan semakin kompleks, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan dan ketahanan pangan menuju Ibu Kota Negara (IKN).
“Dari hal itu tentu perlu upaya yang kuat untuk mendukung sektor pertanian, yang saya dapat informasi bahwa Dinas Pertanian dan Camat Balikpapan Timur sedang melakukan upaya pembukaan lahan pertanian baru, dengan perkiraan luas sekitar 100 hektar. Jika berhasil, hal ini akan membantu memenuhi kebutuhan pangan yang cukup baik bagi Balikpapan,” terangnya.
Selain itu upaya tersebut juga setidaknya dapat mengatasi masalah inflasi, apalagi komoditas pangan di Balikpapan berasal dari luar daerah. Sedangkan produksi komoditas lokal Balikpapan masih kurang meski pangsa pasar diakui cukup besar. Misalnya tanaman sayur di Balikpapan yang diakui memiliki potensi besar di wilayah timur, karena masih cukup banyak petani sayur seperti bayam dan kangkung, namun belum cukup untuk memenuhi kebutuhan daerah.
“Kuantitas produk sebetulnya masih sangat terbatas, bahkan mungkin belum mencapai 30 hingga 40 persen dari kebutuhan kota, terutama untuk sayur dan bahan makanan, hal ini juga berlaku untuk beras yang menjadi kebutuhan dasar sehari-hari,” katanya.
Kendati demikian, upaya untuk memperkuat pertanian di Balikpapan terus dilakukan, dengan harapan dapat mencapai kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
“Mungkin dengan lebih menggencarkan pertanian hidroponik dan meningkatkan ketahanan pangan lokal, kita tidak akan terlalu bergantung pada pasokan dari luar, sehingga ketika pasokan dari luar terhenti, kita tidak akan terlalu terdampak,” tutupnya.