Balikpapan Terdampak Fenomena Gelombang Panas, BMKG: Belum Masuk Kategori Ekstrem

Onix News, Balikpapan – Heatwave atau gelombang panas yang terjadi sejak medio April mengakibatkan suhu di Kota Balikpapan mengalami peningkatan. Fenomena alam ini membuat warga mengeluhkan panas yang cukup menyengat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa suhu panas yang terjadi merupakan fenomena alam karena gerak semu matahari. Hal ini adalah siklus yang biasa terjadi setiap tahun dan dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas 1 SAMS Sepinggan (BMKG) Diyan Nofrida mengakui bahwa sempat ada peningkatan suhu maksimum di Kota Balikpapan.

“Biasanya 29 – 31 derajat celcius. Kemarin diatas tanggal 15 April ada peningkatan antara 32 – 33 derajat celcius untuk suhu maksimum di Kota Balikpapan,” tutur Diyan.

Meskipun diakui peningkatan suhu maksimum dalam beberapa waktu dirasa cukup menyengat, namun pihaknya masih menganggap hal itu belum dapat dikategorikan sebagai fenomena luar biasa karena belum mencapai kriteria suhu maksimum ekstrem.

“Kriteria suhu maksimum ekstrem itu ketika mencapai 5 derajat diatas suhu rata-rata normal. Nah untuk suhu maksimum rata-rata Balikpapan itu ya 29 – 31 derajat celcius itu tadi,” jelasnya.

Pergerakan semu matahari merupakan gerakan seolah-olah sang surya dari garis ekuator atau katulistiwa secara periodik setiap tahunnya. Dari posisi 0 derajat di garis katuliswa naik ke garis lintang balik utara 23,5 derajat, prosesnya biasa berlangsung sejak 21 Maret hingga 21 Juni.

Setelah melalui fase itu posisi matahari seakan kembali turun ke posisi 0 derajat pada 23 September, lalu terus ‘turun’ ke garis lintang balik selatan 23,5 derajat pada 22 Desember. Setelah itu naik lagi ke posisi 0 derajat pada 21 Maret, dan begitu seterusnya siklus ini berlangsung.

Gerak semu matahari tahunan sendiri disebabkan oleh proses perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi). Namun sebenernya, yang berubah adalah posisi bumi yang berotasi 24 jam sehari dengan garis sumbu miring 23,5 derajat ketika bergerak mengelilingi matahari.