Antisipasi Penyakit Mulut dan Kuku, Distribusi Sapi Dari Luar Daerah Ditutup Sementara

Onix News, Balikpapan – Kementerian Pertanian (Kementan) telah menerbitkan edaran tentang bahaya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Menyikapi hal itu, langkah antisipatif terhadap penularan wabah PMK, utamanya pada ternak sapi dan kambing diambil oleh Pemerintah Kota Balikpapan, dalam hal ini melalui Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3).

Meski sebenarnya Kota Balikpapan tidak termasuk daerah terpapar PMK sebagaimana yang ditetapkan di Provinsi Jawa Timur dan Aceh oleh Kementan, Kepala DP3 Kota Balikpapan Heria Prisni mengungkapkan pihaknya telah mendapat arahan untuk menutup sementara jalur distribusi sapi maupun kambing dari luar daerah yang berlaku sejak Senin (9/5) kemarin.

“Dari Gorontalo juga ditutup. Balikpapan kan bukan daerah penghasil, khawatir kalau ternak dari sana ada yang tertular. Jadi masih ditutup semua,” kata Heria saat dikonfirmasi, Kamis (11/5). Namun Heria belum dapat memastikan sampai kapan penutupan jalur distribusi hewan ternak ini diberlakukan.

Heria mengaku pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap hewan ternak bekerja sama dengan Balai Veteriner Banjarbaru. Pemeriksaan yang ditujukan sebagai deteksi dini penularan PMK itu mengambil sampel darah ternak untuk kemudian diuji di laboratorium.

“Ada 1.100 sapi dari seluruh peternak kita ambil sampel. Ini petugas kami masih di lapangan mengambil sampel untuk selanjutnya dikirim ke lab. Hasilnya kemungkinan seminggu baru diketahui,” jelasnya.

Dirinya mengakui tingginya risiko kematian hewan ternak yang diakibatkan oleh virus tersebut. Meski tidak berisiko terhadap manusia apabila dikonsumsi dengan pengolahan yang benar, wabah PMK tentu berdampak kerugian bagi peternak.

“Sapi bisa mati tiba-tiba kalau tertular, kasihan peternak kita kalau begitu. Sebenarnya kalau untuk dikonsumsi manusia, asalkan ternaknya dimasak dengan benar masih aman”, lanjutnya.

Untuk itu, dia mengingatkan kepada peternak agar meningkatkan perhatian terhadap kondisi kesehatan hewan-hewan ternaknya. Apabila menemukan indikasi ternak dalam kondisi tidak biasa agar segera melapor kepada pihaknya untuk segera dilakukan penanganan.

“Gejalanya biasa ternak mengalami demam, tapi itu juga belum tentu. Makanya kalau ada laporan dari peternak nanti kita lakukan pemeriksaan dan memberi asupan vitamin,” katanya.

Kemudian Heria melanjutkan, gejala fisik hewan terindikasi terpapar PMK adalah pada bagian mulut dan kuku-kukunya. “Paling mudah mendeteksi dari mulut dan kuku. Tandanya itu di bagian mulut atau kuku ternak itu korengan,” pungkasnya.